Selamat tinggal untuk cinta "semu" 11 tahun.

 Pada 5 April 2023, tepat pada pukul 6.15am ternyata ada hal besar yang selama ini tidak gue sadari. Yang pernah ditampar berkali-kali oleh perkataan teman-teman gue, yang pada akhirnya akan berakhir sama. Yaitu gue tidak pernah mendengarkan apa yang diucapkan oleh mereka. Karena gue adalah gue, si keras kepala yang pada akhirnya membelenggu gue pada kebimbangan. Hari ini, gue mengucapkan selamat tinggal, pada rasa yang membelenggu gue selama lebih dari 11 tahun. Perasaan yang tidak pasti, yang hidup dalam ekspektasi dan angan-angan gue semata. Sejujurnya, pada saat itu mungkin gue beneran sayang, atau mungkin itu sisa-sisa rasa yang gue anggap sebagai rasa sayang gue kepada seseorang. Manusia tidak baik, yang gue sugestikan bak malaikat karena rasa semu gue yang mengatakan “dia adalah manusia baik, dia adalah orang yang selalu mencari gue kapanpun selama 11 tahun terakhir”. Gara-gara itu gue selalu berekspektasi bahwa, dia selalu membutuhkan gue, dan gue adalah rumah untuk dia. Karena seperti lagu “Location Unknown milik Honne” yang selalu gue dengarkan, gue selalu berharap bahkan lebih dari lima puluh kali dalam 11 tahun, kalau dia bakalan balik lagi ke gue apapun yang terjadi. Tapi, harapan kosong yang gue buat selalu berakhir sia-sia. Karena apa? Ya karena harapan tersebut datang dari ekspektasi gue, bahkan dia tidak pernah mengatakan apapun. Mungkin perasaan dia sudah lebur dan hilang dalam kenangan yang tidak dia ingat sama sekali. Ini bukan cerita sedih, sesungguhnya ini adalah bentuk kelegaan gue, karena akhirnya gue tidak denial, gue juga tidak membohongi perasaan gue sendiri. Gue tidak menipu pasangan gue, karena pada akhirnya gue berani jujur apa adanya. Dan hal tersebut bikin gue ngerasa, ternyata harusnya gue melakukan hal ini dari dulu. Tapi tidak apa-apa. Setiap manusia butuh waktu, butuh waktu dari bodoh untuk menjadi pintar, untuk belajar. Yang salah di gue adalah, kenapa gue butuh waktu begitu lama? Sampai 11 tahun? Ya karena gue denial, gue tidak mau melupakan dia, gue tidak mau dia hilang dari hidup gue, walaupun pada kenyataannya dia datang ke gue pada saat gabut doang. Dia tidak pernah benar-benar butuh gue. Thanks to buat temen virtual gue, yang mau menampar gue dengan kalimat ini “Perasaan kakak yang nggak pasti” yaaaa gue sadar betul perasaan gue emang tidak pasti. Terus ada lagi “Kalau dia beneran sayang sama Kakak, dia bakalan nungguin Kakak apapun yang terjadi”. Apa yang dibilang dia semuanya bener, jadi darisitu gue memutuskan untuk jalan lurus kedepan, karena masalalu memang tempatnya di masalalu, karena masa depan gue lebih berharga dari apapun.

Komentar